Kamis, 08 Maret 2012

Grandfather

Baru kali ini aku ngerasain kehilangan anggota keluargaku. Iya, baru kali ini. Dan itu Yangkung. Mungkin, gak seharusnya aku sedih banget, wajar kan kalau eyang kita yang meninggal? Namanya juga udah tua. Tapi masalahnya aku itu deket sama eyangku. Bukan deket yang kalau aku suka sama cowok terus curhat sama yangkung-ku itu! Deketnya itu yah deket suka tengkar, terus ejek-ejekan.
Biasanya nih, yangkung kan lama tuh kalau di kamar mandi. Yah, aku ketuk-ketuk keras pintunya. Emang sengaja sih, habis sebel ke kamar mandi kok sampai berjam-jam gitu. Tiap ke rumah eyang juga aku pasti mintain uangnya. Yangkung pasti ngasih aku uangnya, ngasih aku sangu, dan jumlahnya juga gak dikit-dikit banget. Tapi gayanya selalu pura-pura gak ikhlas ngasih uangnya, padahal aku tahu yangkung ikhlas kok ngasih uangnya ke aku. Setelah itu, ayah sama ibu pura-pura marahin aku. Dan aku langsung ngancrit menuju mobil.
Awalnya aku tahu yangkung masuk Rumah Sakit karena habis makan sate, terus tekanan darahnya naik, waktu Ibu cerita gitu yah aku masih ketawa, kok bisa loh gara-gara makan sate? Emang yangkung itu kalau dibilangin gak boleh makan ini itu, masih aja maksa kadang. Bikin yangti marah-marah terus. Tapi aku gak nyangka kalau “sate” itu sampai bikin yangkung masuk rumah sakit dan gak sadar selama berminggu-minggu.
Dan waktu aku pulang, ngelihat keadaan yangkung di ICU, aku pengen nangis, gak tega lihat yangkung kurus gitu. Wajahnya udah tua banget, kakinya udah kaku dan gak bisa gerak karena stroke. Di sebelah bantalnya ada speaker yang muterin ayat-ayat Al-Quran, aku pengen nangis. Tapi aku malu sama ayah. Aku cuma nutupin sedihku dengan tanya nama alat2 yang dipasangin di tubuh yangkung, Tanya apa arti angka-angka yang ada di monitor. Tanya kira-kira kapan yangkung sadar. Pokonya macam2 pertanyaan aku lontarin biar gak sedih banget. Dan aku tahu, tekanan darah yangkung bisa normal cuma karena dibantu satu cairan, kalau cairannya habis dan diganti sebentar aja, tekanan darahnya udah turun lagi. Rasanya Cuma keajaiban yang bisa buat yangkung sadar, soalnya badannya udah renta banget. Sekitar satu jam aku di situ, aku sebel ayah gak minta balik ke tempat kerjanya aja. Aku kan gak kuat lihat yangkung tersiksa kaya gitu.
Besoknya aku balik ke Malang. Malamnya, langsung sholat tasbih dan do’a supaya Allah ngasih yang terbaik buat yangkung. Gak tahu, aku keceplosan bilang kalau Allah mau ambil yangkung gak apa-apa biar yangkung gak tersiksa gitu. Tiap hari juga aku do’a supaya yangkung cepet sembuh.
Hari mingu berikutnya, Ibu datang ke Malang. Ibu bilangnya ada acara mantenan di Malang jadi mau main ke Malang sekalian nengokin aku. Aku seneng Ibu main ke sini. Tapi, aku Tanya siapa yang jagain yangkung, Ibu bilang Om sama bulek yang jagain yangkung.
Setelah sampai di kamar penginapan malam itu, Ibu buka percakapan mau ngomong penting sama aku, Ibu bilang yangkung udah gak ada, malam setelah aku pulang dari nengokin yangkung jam 1 malam. Secepat itukah Allah ngabulin doaku?
Aku juga benci sama Ibu. Ibu gak ngasih tahu aku, dan ngasih tahu aku seminggu setelah yangkung gak ada. Ibu jahat!
Aku benci, dulu aku boleh bangga, banyak di antara temen2lu yang kakek-neneknya udah meninggal. Aku masih punya kakek-nenek. Lengkap. Baik dari pihak ayah maupun pihak Ibu. Sekarang, satu di antara mereka udah gak ada. Itu tandanya aku udah besar. Aku bukan anak kecil lagi yang masih punya kakek-nenek lengkap.
Aku juga sedih, soalnya yangti, yang paling aku sayang udah gak punya temen lagi di rumah. Mana  om sama tante marahan, dan kabarnya mau separated. Aku sayang yangti, pasti yangti sedih banget, makanya aku gak mau ikut Ibu pulang, aku takut nangis di depan yangti. Aku gak siap buat ketemu yangti.
Dan ini udah hampir satu bulan yangkung gak ada, aku juga belum ketemu yangti. Malam ini, pengen cepet2 pulang ke rumah. Terus ke rumah yangti. 

Rabu, 30 November 2011

D

Mengkombinasikan sebuah puisi karya puitisi terkenal denga musik atau yang biasa kita ebut dengan musikalisasi puisi itu emang susah. Tapi, untungnya waktu ada tugas musikalisasi puisi itu aku dan kelompokku berhasil membuat kombinasi yang pas antara puisi berjudul "D" karya sintor situmorang denga lagu "kangen" dari DEWA-19. Ini dia liriknya.
Kutrima suratmu tlah kubaca
Dan aku mengerti
Betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku
Di dalam hari-harimu
Bersama lagi...

Minggu, 27 November 2011

Mungkimkah Orfeous?

Iya. Dulu aku emang sempat ada rasa gitu deh sama Orfeous, dan aku ngerasa dia itu deja-vu. Dari awal lihat aja yahh ya dia itu seperti cowok yang ada dalam cerita-cerita imajinasiku. Nggak nyangka. Ternyata aku bisa kenal orang seperti dia, dan kita deket tapi bukan deket karena ada rasa suka, tapi dekat lebih dari seorang teman dan aku udah anggap dia seperti saudaraku. Tapi aku anggap dia seperti saudaraku itu juga maksa banget, biar aku gak pernah suka sama yang namanya orfeous yang punya sifat sama seperti dalam mitologi2 yunani itu.
dari awal aku udah takut buat suka sama orfeous.Karena dunia orfeous terlalu sulit untuk disentuh, dan aku gak punya waktu untuk menyentuh dunianya. Aku senang jika aku bisa menjadikan orfeous sebagai salah satu tokoh dalam masa SMA-ku ini. Ya, kan kayak di novel2 yang seperti aku baca. tapi, kenapa harus dia yang aku pilih sebagai orfeous?
Selama ini aku berhasil mengatasi itu, tapi Orfeous yang menjadi bunga tidurku belakangan ini. Gak tahu kenapa, selalu ada orfeous dalam mimpiku. Aku gak suka itu. Ya tuhan, masa si aku harus suka orfeous? dan kalau emang iya aku bakal banyak saingan.

Mengapa warna hitam menyerap panas?

Pada hari minggu di pagi hari yang sangat cerah, saat matahari sedang asyik-asyiknya membagikan cahaya pada bumi, aku sedang mencuci piring. Nah, karena tempat cuci piring yang ada di asramaku lokasinya di luar gedung. Jadi, aku bisa ngerasain sinar matahari yang panas banget. Gak tahu kenapa belakangan ini cuaca di Malang panas banget. Banget, nget, nget, nget. Gak kebayang deh, rasanya gak kayak di malang, soalnya kan malang terkenal adem. Kebetulan juga hari itu aku pakai baju berwarna hitam.
Dulu aku sering dengar orang bilang warna hita itu nyerap panas. Ha? masa? aku gak percaya deh. bukannya semua warna sama? aku pun juga tidak punya warna faforit atau warna kebencian. bagiku semua warna sama aja.
Balik ke permasalahan, Sinar matahari jam 8 pagi itu terasa hangat sebenarnya. Nah, pas cuci piring itu kan badanku goyang-goyang mengikuti gerakan tanganku menggosok piring. Waktu bajuku itu menempel di badanku. Aduhh, rasanya panassss banget. Baru dah aku percaya warna hitam itu menyerap panas.
dan karena aku penasaran kenapa warna hitam itu menyerap panas. aku cari jawabannya di internet. Dan ini hasilnya:

Minggu, 20 November 2011

musikalisasi puisi

 Di akhir semester kelas 2 ini. Aku kelabakan sama banyaknya tugas akhir dari guru2 mapel-ku. Aduh, sepertinya para dewan guru itu tidak mau kalah memberi kami tugas akhir. Yah, tapi mau gimana lagi, sudah kewajibanku sebagai siswa untuk ngerjain apa yang diperintah bapak/ibu guru. nah salah satu tugas akhirku yaitu musikalisasi puisi di bidang pelajaran kesenian. Beruntung banget aku sekelompok sama anak2 keren berikut ini :
1. Alief Aulia Rachman
2. Anindya Adividya Putri
3. Fahmi Dimas Abdul Azis
4. Hurin Nur Hasanah
5. Mahardika Rizki Fauzi
6. And the last but not least, me!
Planning kita, kita mau pake musik Yogyakarta, dan liriknya puisi klasik yang berjudul 'Tentu'. oke ini dia chord yang bakal kita alunin.

Minggu, 16 Oktober 2011

What's up?

Tahukah kamu kalau otak kita sebenarnya punya potensi tidak terbatas? Kamu bisa menggunakan pemberian Tuhan tersebut untuk berpikir, memecahkan semua masalahmu, bahkan mengingat apa saja.
Mungkin kamu bertanya, “Kalau memang otak punya potensi tidak terbatas, kenapa aku susah menghafal pelajaran ya?” Ya! Itu karena kamu belum mengoptimalkan seluruh kekuatan otak. Lantas, bagaimana caranya?
Cara Si Otak Bekerja
Sebelum tentara maju berperang, ia harus menguasai seluk beluk kecanggihan senjata yang dibawa. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya kalau ia maju perang tapi tidak tahu bagaimana cara mengoprasikan senjatanya. Saat harus menembak musuh, ia masih mencari-cari tombol yang harus dipencet. Keburu kena tembak duluan deh. He he he…
Sama dengan dirimu. Otak adalah senjatamu. Mungkin bisa dibayangkan kalau ulangan dan ujian adalah medan perangmu. Bagaimana bisa menang dalam ulangan maupun ujian jika kamu tidak mengetahui seluk-beluk otak dan pengoprasiannya?
Si jenius tahu cara menggunakan otaknya.
Otak kita terdiri dari dua belah yang disebut otak kiri dan otak kanan. Masing-masing belahan tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Lebih jelasnya show this picture

Minggu, 25 September 2011

Pengen pulangggg!

Segala sesuatu yang berhubungan dengan TIK selalu menbuatku untuk ingin pulang dan menikmati layanan internet sepuasnya.
AKU PENGEN PULANGGGGGG!
PENGEN INTERNETAN SEPUASNYA!
PENGEN NGEROMBAK BLOG INI!