Senin, 07 Maret 2011

Euridic yang tersesat dalam cerita Orion

Sungguh, terlalu banyak cerita, luapan kata-kata yang ingin aku ungkapkan pada gugusan bintang lain, pada Aurora, yang perannya tertutupi olehku dalam cerita ini, hingga aku hanya bisa berkata “sabar ya!” kepada Aurora yang beraut datar. Kini aku sadar, bukan aku peran utama di sini. Aurora-lah peran utamanya. Aku hanya Euridic yang terjebak dalam cerita sang ‘Orion’. Aku yang banyak ambil peran yang tak seharusnya aku mainkan. Aku yang berpetualang terlalu jauh, lalai dari peran yang harusnya aku mainkan, menerobos panggung sang ‘Aurora’. Tapi, kulakukan kesalahan, aku tak bisa menjaga sang orion. Salahku. Semuanya kesalahanku. Tak sepantasnya aku berpura-pura menjadi aurora yang hatinya benar-benar luluh lantak tatkala Orion lepaskan panah cintanya. Aku hanya euridic yang harusnya bermain dengan orfeus, dengan kekonyolannya dan semua mimpi-mimpi ini tentang Orfeus. Yah, ternyata aku sama konyolnya dengan orfeus. Aku senang berteman dengan orion, tertawa dan bercanda bersamanya sebagai teman, bukan sebagai orang yang mencintainya. Walau, aku masih tak rela ia bersama dengan yang bukan Aurora. Aurora yang pantas mendapatkannya, atau satu diantara gugusan bintang lain, selain mereka tidak ada yang pantas. Tak apa aku yang tanggung semua rasa sakit ini, biarlah. Karena ini salahku. Maafkan aku aurora…maafkan kekonyolanku dan semua petualangan anehku. Aku hanya Euridic yang tersesat dalam cerita Orion.